Jumat, 09 November 2007

PENDIDIKAN : Pendidikan Indonesia Sebatas Cetak Buruh

Ditulis oleh Administrator
Saturday, 05 August 2006
SALATIGA, KOMPAS--Sistem pendidikan di Indonesia ternyata masih menghasilkan lulusan yang memiliki kemandirian dan semangat kewirausahaan yang rendah.
Sebagian besar lulusan pendidikan di Indonesia hanya bisa menjadi buruh atau karyawan. Persentasi yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dan bahkan mempekerjakan orang lain masih sedikit.
“Makin tinggi tingkat pendidikan ternyata tidak mencerminkan kepercayaan diri tenaga kerja di Indonesia. Fenomena menarik, justru yang tidak tamat SD namun bisa membuat usaha sendiri dan mempekerjakan orang lain mencapai sekitar 15 persen. Sementara lulusan sarjana yang bisa melakukan hal serupa hanya 3,2 persen. Sekitar 83 persen lulusan sarjana hanya menjadi buruh atau karyawan,” kata staf ahli Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional Yudil Chatim, Jumat (4/8).
Yudil menyampaikan hal itu di sela-sela Seminar Nasional ‘Biologi Modern dan Peningkatan Profesionalisme Guru Biologi’ di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Jawa Tengah. Hadir sebagai pembicara lain, Direktur Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas Dr Sungkowo M.
Menurut Yudil, persoalan ini erat kaitannya dengan mutu dan relevansi dari kurikulum pendidikan. Artinya, apa yang diajarkan kepada siswa seharusnya bisa memunculkan kemandirian, di mana siswa bisa lebih siap mengaplikasikan apa yang dia terima di sekolah, ke kehidupan sehari-hari.
Fenomena lulusan SD justru bisa menunjukkan kemandirian yang lebih tinggi, menurutnya karena sebenarnya mereka tidak mempunyai pilihan. Setelah lulus SD mau tidak mau mereka terpaksa harus bekerja mandiri. Tidak sedikit dari yang terpaksa mandiri ini justru berhasil dan malah mempekerjakan orang lain.
Terlepas dahulu ada persoalan perekonomian yang sulit dan membuat lulusan SD ini terpaksa bekerja mandiri, menurut Yudil fenomena lulusan SMA atau bahkan sarjana yang kurang memiliki semangat kewirausahaan ini perlu dibedah. Perlu dicari mengapa lulusan sarjana ini semengat kewirausahaannya tidak muncul. Ini juga berarti ada persoalan dengan apa yang diajarkan.

Tidak ada komentar: